Ramadhan 2023 berakhir sekitar dua minggu yang lalu namun entah mengapa saya masih merasakan bahwa ramadhan kemarin terasa amat berkesan. Mengapa? Karena sebulan sebelumnya saya sudah mempersiapkan diri tidak hanya bersih-bersih secara fisik namun saya juga menargetkan diri untuk membersihkan hati dan pikiran. Alhamdulillah bisa terlaksana dengan baik. Ibadah mungkin tidak ada yang sempurna seratus persen namun progress itu begitu terasa terbukti dengan tenangnya pikiran dan hadirnya kedamaian di dalam hati.
Dok: Pribadi |
Kehadiran IndiHome di rumah menawarkan keberagaman dan kebebasan akses informasi bagi para penggunanya. Munculnya Instagram, WhatsApp, Facebook, Twitter, Tiktok mengharuskan pemilik media berlomba-lomba untuk mengisi konten di akun sosmed mereka masing-masing. Referensi ilmu keagamaan menjadi sangat terbuka. Lagi-lagi internet memang sangat memudahkan kita. Luar biasa! dan 5 tahun ini kami menggunakan IndiHome produk layanan dari Telkom Indonesia sebagai Internet Provider keluarga kami.
Dok: Pribadi |
Mengenal
mereka membuat saya menyadari bahwa ilmu agama saya sangat terbatas namun puji
syukur Tuhan masih memberikan kita kemudahan dan kemauan untuk meluangkan waktu
belajar mengenal Islam guna meningkatkan kualitas kemanusiaan untuk bisa selalu
dekat kepada-Nya karena dengan melakukan kebaikan-kebaikan Tuhan akan
senantiasa memuliakan hamba-hamba Nya di dunia. Amin.
Mengenal
Imam Al-Ghazali melalui Ghazalia College Besutan Gus Ulil
Siapa yang tidak mengenal Imam Al-Ghazali, beliau merupakan ulama terkemuka yang berasal dari kota kecil Bernama Tus, Khurasan di daerah timur Iran. Al Ghazali dikenal sebagai tokoh penting dalam dunia Sunni dan membawa corak warna dan pengaruh luar biasa dalam pemahaman dasar kaum Sunni melalui kitabnya besarnya Ihya Ulumuddin. Selain di kenal sebagai ulama dalam bidang tasawuf beliau juga memiliki kontribusi penting dalam bidang Teologi Islam. Pemikir penting dalam akidah Asya’riyah yang diikuti oleh Sebagian besar umat Islam di dunia bahkan di Indonesia. Kitabnya juga membahas tentang Ushul Fiqih (teori hukum Islam) yang berjudul Al-Mustasfa.
Dok: Pribadi |
Lebih
lanjut Gus Ulil menyebutkan bahwa ada dua acara untuk mempelajari Al-Ghazali
yakni tradisional dan kontekstual. Tradisional membaca kitab seperti yang
dilakukan oleh mereka yang belajar di pesantren dan hampir semua membaca kitab
Ihya dan Bidayatul Hidayah. Kedua membaca Al-Ghazali dengan cara yang lebih
modern. Ada dua tokoh ulama yang diperkenalkan yakni Syeh Abdul Hakam Morot
seorang mualaf dari Inggris dan bisa mengecek kanal Youtube beliau yang
membahas kitab Ihya jilid 3 dan yang kedua adalah beliau sendiri Gus Ulil.
Beliau mengatakan telah menghadapi Muslim perkotaan yang memiliki masalah
serius dengan kerohanian jadi beliau berusaha mengaitkan kitab Ihya dengan
konteks kekinian seperti masyarakat digital dan tantangan-tantangannya.
(Bersambung
……………………)
Dok: Pribadi |
Dengan
membuka handphone di tangan kita sudah bisa beribadah kepada Tuhan dan
Insyallah saya akan terus mengikuji pengajian-pengajian online ini untuk
membantu saya memahami Islam dalam ranah ilmu pengetahuan karena agama diperuntukkan
kepada mereka yang berakal. Alat dan
modal utama untuk mempelajari ilmu adalah akal. Pastikan Internet
Provider kalian memiliki jaringan yang kuat, aman dan stabil seperti
IndiHome layanan produk dari Telkomsel Indonesia untuk terus bisa
mengikuti pengajian-pengajian online berikutnya.
0 Comments